Pages

Sebuah Lampu Abadi Memelihara Keadaan Waspada Atas Mayat Seorang Gadis Romawi



Seorang sarjana Australia, Robbert Briggen, tetap berpendapat, bahwa orang-orang jaman
pra-sejarah mempunyai pengetahuan, yang lebih maju daripada ilmu pengetahuan
modern, karena mereka memiliki lampu-lampu abadi.
Dalam bulan April tahun 1485, mayat seorang gadis bangsawan dari jaman Romawi kuno
dikeluarkan dari tempat pekuburannya di “Appian Way”. Ketika para penyelidik
memasuki tempat pemakamannya, mereka terkejut menemukan sebuah lampu, yang
menyala sejak 1.500 tahun yang lalu.
Dengan cara bagaimanakah para nenek moyang kita itu telah membuat lampu-lampu
semacam itu? Misteri itu masih tetap merupakan misteri, akan tetapi sejumlah sarjana
masih tetap berusaha untuk memecahkan persoalan itu. Beberapa orang diantara mereka,
seperti Briggen, mengemukakan pendapat, bahwa tenaga yang digunakan untuk
bekerjanya lampu itu, mungkin sekali telah hilang dari muka bumi, akan tetapi tentu saja
tidak ada bukti untuk menguatkan teori-teorinya itu.
Suatu Jaman-atom Di Dalam Jaman-prasejarah.
Dari “listrik” ke “atom” hanya terdapat jarak sepanjang satu langkah, yang rupanya telah
dilalui oleh orang-orang jaman pra-sejarah itu tanpa mengalami kesulitan.
Dokumen yang paling tua, yang kita miliki, mengenai pengetahuan nenek moyang kita
tentang atom, yaitu “Emerald Table of Hermes” (“Meja Zamrud dari Hermes”), yang
menurut perhitungan seorang sarjana dari abad 18, Sigismond Bacstrom, telah berumur
kira-kira 4.500 tahun.
Kita tidak mengetahui, siapakah orangnya yang telah menghasilkan karya itu, yang
dimulai dengan kata-kata sebagai berikut: “Seperti keadaan di atas, demikian juga
keadaannya di bawah, dan apa yang ada di bawah adalah seperti apa yang ada di atas,
untuk kemudian menunjukkan suatu keajaiban dari adanya satu karya yang sama”.
Apakah arti kalimat, yang kelihatannya seperti ramalan itu? Kata-kata “seperti keadaan di
atas “, yaitu cakrawala dengan bintang-bintang dan galaksi-galaksinya, dinyatakan
semacam dengan apa yang ada di bawah, yang dimaksud sama dengan atom dengan
elektron-elektronnya, yang berputaran mengelilingi proton-proton. Penulis tanpa nama
dari “Emerald Table”itu, dengan demikian telah menekankan soal satunya alam-semesta
dan soal persatuan atom.
Dalam “Emerald Table” itu dia lebih lanjut menguraikan sebagai berikut: “Adanya semua
benda disebabkan oleh Yang Satu, karena itu maka segala sesuatu berasal dari Benda
Yang Satu itu. Pisahkanlah secara hati-hati dan cermat bumi dari apinya, yang halus dari
yang kasarnya. Benda itu naik dari bumi menuju ke langit, dan turun lagi ke bumi dan
karena itu, maka yang atas dan yang bawah bertambah besar kekuatannya. Itu adalah
merupakan kekuasaan, yang mempengaruhi semua kekuatan, yang akan menguasai segala
apa yang baik, dan akan menyebarkan segala apa yang kasar, sebab demikianlah
diciptakannya dunia”.
Dua gagasan pokokyang diketahui dengan baik oleh dunia modern_mengisi keseluruhan
tulisan itu, yaitu bahaya yang terkandung dalam pecahnya atom, yang terus menuju ke
bom “nuclear”, dan analisa mengenai sifat bergetar dari segala sesuatu.

0 komentar:

Posting Komentar