Pages

Lembah Tambang-Tambang Emas.



Para pemuka teori yang sangat berani itu, berpendapat, bahwa beberapa dokumen, yang
berasal dari jamannya para Pharaoh, membuktikan bahwa orang-orang Mesir kuno telah
membuka tambang di negeri mereka, dan telah mengambil sejumlah besar emas dari
galian mereka. Karena emas dan uranium terdapat dalam susunan batu karang yang sama,
maka merupakan suatu kepastianlah, bahwa mereka telah juga mengambil uranium.
Beberapa papirus menyebut tambang-tambang, yang dibuka dan dikerjakan sejak
permulaan jaman kuno. Salah satu dari tambang-tambang itu terletak di dekat desa kecil
Oumgrayat, yang pada jamannya para Pharaoh disebut Akita. Lagi pula, tambang itu jauh
daripada habis isinya: tambang itu kini masih ada, dan para akhli memperkirakan, bahwa
sepanjang jaman kuno itu telah seratus ribu ton biji logam diambil dari lorong-lorong di
bawah tanah itu.
Sebuah papirus, yang sekarang disimpan di Museum Turin, minta perhatian tentang
adanya tambang-tambang di Akita, dan menunjuk pada “gunung-gunung, dari mana telah
diambil emas”. Menurut dokumen itu, Pharaoh Seti I telah menyuruh mengambil emas
dari “gunung-gunung merah” itu kira-kira pada tahun 1400 sebelum Masehi.
Di samping itu semua, sebuah tulisan kuno, yang diketemukan di dekat desa Kouban,
memberikan uraian terperinci mengenai gagalnya suatu usaha untuk membuka tambang
pada jaman pemerintahan Ramses II. Tulisan itu menyebut, bahwa usaha itu dilakukan di
suatu daerah, yang disebut “Lembah tambang-tambang emas”.
Emas Dalam Keadaan Berlimpah-limpah Di Mesir
Dalam Jaman 3000 Sampai 2000 Tahun Sebelum Masehi
Memang bukan papirus, atau dokumen jaman kuno, atau tulisan kuno, yang menyebut
secara jelas nama “uranium”, dan juga tidak ada disebut secara tegas tentang adanya
hukum-hukum radio-aktivitas. Akan tetapi tidak sulitlah untuk menggambarkan, bahwa
orang-orang Mesir kuno menggunakan nama-nama lain untuk uranium. Bagaimanapun
juga, adanya dan berlimpahlimpahnya endapan-endapan, yang mengandung emas, di
Mesir pada jamannya para Pharaoh, seharusnya merupakan peringatan bagi kita, untuk
tidak membuang teori dan pendapat itu dengan pandangan rendah.
Penggalian-penggalian tertentu, yang belum lama berselang diadakan, terutama yang telah
dilakukan oleh seorang akhli purbakala, yang bernama Quibell, telah menyebabkan
diketemukannya beberapa buah batang emas di dalam makam-makam pra-sejarah, yang
terdapat di dekat desa yang kini bernama El-Kab. Penemuan, yang sangat penting itu,
memberikan bukti yang tidak dapat dibantah, bahwa orang-orang Mesir kuno sudah
mengusahakan tambang-tambang emas, malahan mereka telah melakukannya pada jaman
sebelum dibangunnya piramida-piramida yang megah.
Selain daripada itu, lembaran-lembaran emas, yang bertuliskan huruf-huruf, telah
diketemukan di Tell el-Amarna. Setelah mengadakan penelitian yang saksama, seorang
Amerika yang akhli mengenai soal-soal Mesir, menyatakan benda-benda itu sebagai
surat-surat dari seorang raja Babilonia, yang ditujukan kepada Amenophis III; dalam surat
itu raja Babilonia meminta sejumlah emas kepada Amenophis, yang dia butuhkan untuk
pembangunan sebuah kuil, “seperti yang telah dilakukan pada masa yang lalu, untuk
ayahnya dan untuk Raja Kapadosia”. Permintaan itu membuktikan dengan jelas, bahwa
para Pharaoh sudah mempunyai persediaan emas dalam jumlah besar sejak jaman 3000
tahun sebelum Masehi.
Sebagaimana kita ketahui, emas dan uranium sering diketemukan dalam lapisan batukarang
yang sama. Karenanya, tidak ada alasanlah untuk menolak teori, yang
menyatakan, bahwa orang-orang Mesir kuno telah mengenal uranium dan hukum-hukum
tentang radio-aktivitas. Hukum-hukum itu mungkin dirahasiakan, dan hanya diketahui
secara terbatas di kalangan para pendeta dan akhli sihir; orang-orang itulah, yang
kemudian, untuk melindungi mumi-mumi tertentu, mungkin telah menaroh benda-benda
ajimat dengan radio-aktivitas, yang mampu membunuh mereka, yang hendak berbuat
jahat terhadap makam-makam mumi itu.

0 komentar:

Posting Komentar