Pages

Cara-cara, Yang Digunakan Oleh Para Akhli-bedah Jaman Dahulu.



Pada batu-batu yang berikut, akhli bedahnya kelihatan melanjutkan membersihkan
jantung, yang berasal dari donornya. Dari mulut si donor tidak kelihatan keluar nafas; dia
kelihatannya sudah mati. Seorang pembantu memegang seluruh talam, yang berisi
bermacam-macam alat pembedahan. Dokternya mengetok-ngetok untuk terakhir kalinya
dada si pasien, dan kemudian mulai memotong. Dengan gerakan-gerakan tangan yang
tepat, pembantunya memberikan alat-alatnya secara berurut-urutan. Jantungnya kini telah
dikeluarkan dari rongga dada, akan tetapi masih belum terlepas dari tubuh, karena masih
bersambungan dengan urat nadi. Beberapa goresan lagi dengan pisaunya, dan akhli
bedahnya memegang keseluruhan organismenya dalam tangannya. Kemudian dia
melanjutkan dengan pembersihan secara cepat, dan seterusnya menghubungkannya
dengan aorta-nya dan “vena cava” wanita yang mengandung itu, yang masih berada
dalam keadaan tidur nyenyak.
Kalau kita melanjutkan “bacaan” pada batu-batu terukir itu, maka kita melihat akhli
bedahnya tidak membuang-buang waktu, ketika dia mulai dengan pasiennya. Dia
menyisipkan sebuah jarum ke dalam pembuluh darah di lengan dan memasukkan darah
yang diambil dari wanita mengandung itu. Secara samar-samar kita dapat melihat jantung
si pasien. Jantung itu terkena penyakit yang menyedihkan. Sebagian jantung itu terluka
dan tertekan, seakan-akan menunjukkan adanya jaringan yang mengeras. Pada waktu itu
si pasien masih sadar. Segera kemudian, dia tidur, mungkin karena akibat pembiusan.
Akhli bedahnya menggores rongga dada, menggergaji tulang-tulang rusuknya, dengan
cermat memotong aorta dan pembuluh-pembuluh darah lainnya, dan mengambil jantung
dalam keseluruhannya. Pasiennya hanyalah merupakan tubuh tanpa kehidupan. Dokternya
mengambil jantung si donor, yang masih dialiri darah si wanita yang mengandung, dan
memasukkan jantung itu ke dalam rongga dada yang menganga. Kemudian, dengan
sangat cekatan, dia memperbaiki lagi kelangsungan urat-urat nadi dan pembuluh darah
lain-lainnya. Pekerjaannya sangat cermat, dan meminta segenap perhatiannya. Dan
akhirnya sampailah dia pada bagian pekerjaan yang terakhir, yang nantinya akan menjadi
“bekas luka operasi”. Selama waktu terjadinya pembedahan itu, si pasien diberi oxygen
dan cairan secara perlahan-lahan melalui sebuah pipa lewat kerongkongan. Akhlibedahnya
telah menyelesaikan pekerjaannya menjahit lewat kerongkongan. Akhlibedahnya
telah menyelesaikan pekerjaannya menjahit menutup lukanya; dia mengenakan
stetoskop pada telinganya, dan mendengarkan untuk pertama kali detak-jantung
pasiennya. Dia merasa puas, dan memberesi semuanya. Pembedahannya telah
berlangsung dengan baik; pasiennya hidup, dan sebuah jantung baru berdetak dalam
rongga dadanya.

0 komentar:

Posting Komentar