Pages

Suatu Koleksi Yang Aneh.



Di lantai bawah sebuah bangunan, yang sangat besar dan mewah, yang menghadap ke
Plaza de Armas di Lima, diketemukan museum Dr. Cabrera yang dirahasiakan. Lima
buah ruang utamanya diisi dengan rak-rak yang kokoh, di atasnya mana dipertunjukkan
ribuan buah batu. Beberapa buah batu, yang lebih berat, terdapat di lantai. Dr. Cabrera
menyatakan, bahwa masing-masing batu itu, semuanya, telah diberi indeks, dimasukkan
dalam penggolongan, dan ditaroh di tempat sesuai dengan urutan penggolongannya. Dia
mengatakan, bahwa keseluruhan batu-batu itu berjumlah sebelas-ribu, dan ada beberapa
buah diantaranya, yang masing-masing beratnya sampai mencapai 200 kilogram. Batubatu
berbentuk balok, batu kerikil bundar-bundar, batu-batu datar, semuanya kelihatan
mengkilap berwarna agak abu-abu, atau agak kuning kemerah-merahan.
Masing-masing batu itu, semuanya, ada ukiran-ukirannya. Semua disainnya jelas dan
cermat. Garis-garisnya jelas; garis-garis lengkungnya seakan-akan dibuat dengan sebuah
jangka, dan garis lurusnya tidak terputus, seakan-akan ditarik dengan sebuah penggaris.
Pekerjaan disaiannya rumit, dan susunannya berimbang. Dr. Cabrere mengatakan kepada
para tamunya, bahwa orang-orang, yang telah mengukir disain-disain itu, merupakan
orang-orang, yang mempunyai tingkat kecerdasan otak yang tinggi.
Mengingat berbeda-bedanya benda, kekhususan dari tiap-tiap disain, dan berbedabedanya
arti bentuk disain, maka kita terpaksa menduga, bahwa sejumlah besar tukangukir,
secara berturut-turut selama jangka waktu yang panjang, telah dipekerjakan dalam
menyelesaikan pengukiran disain-disain itu.
“Buku dari batu” itu, istilah yang digunakan oleh Dr. Cabrera sendiri, mengungkapkan
kepada mereka, yang dapat memecahkan artinya, penghidupan sehari-hari orang-orang
jaman pra-sejarah, ilmu pengetahuan mereka, yang tinggi dan mendalam, di bidang
biologi, pembedahan, astrologi, ilmu bumi dan ilmu alam.
Dr. Cabrera menyatakan dengan tegas dan pasti, bahwa batu-batu itu keseluruhannya
merupakan dokumen-dokumen pra-sejarah, yang paling lengkap dan paling banyak
memberi penerangan, yang pernah diketemukan oleh manusia.
Dari Manakah Asalnya Batu-Batu Kota Ica Itu?
Dr. Cabrera tidak ingin mengungkapkan asal mula atau tempat asal harta bendanya, yang
tidak ternilai itu. Sebenarnya, dia merasa terombang-ambing antara dua perasaan, yang
saling bertentangan. Di satu fihak, dia ingin mengungkapkan tempat, di mana dia telah
menemukan batu-batu itu, untuk mengakhiri “gerakan menjelek-jelekkan namanya” yang
dilakukan oleh para sarjana dari semua bidang. Beberapa orang sarjana telah sampai
mengatakan, bahwa dia telah membayar para petani di daerahnya, untuk mengukir dan
mewarnai batu-batu itu! Akan tetapi di lain fihak, dia ingin tetap menyimpan rahasianya
untuk menghindari datang mengalirnya para pengejar sensasi atau orang-orang yang
hanya ingin tahu belaka, ‘dan juga untuk menghindari bahaya perampokan. Dia
menjelaskan keadaannya itu sebagai berikut:
“Saya telah dapat mengumpulkan 11.000 buah batu, akan tetapi masih amat sangat
banyak lagi yang ketinggalan. ( Dalam suatu percakapan lain, Dr. Cabrera memperkirakan
jumlah batu itu sebesar 100.000) Saya ingin melengkapi koleksi saya sampai semaksimal
mungkin..... Pokoknya, sebelum saya membuka rahasia saya, saya terlebih dahulu ingin
memperoleh pengakuan dari sebuah komisi, yang terdiri dari akhli-akhli ilmu
pengetahuan, bahwa saya adalah seorang anggauta kelompok mereka; saya juga
menginginkan agar Pemerintah Peru mengadakan sistim penjagaan tetap, untuk
melindungi harta kekayaan nasional itu “.
Akan tetapi, rahasia yang ingin disimpan oleh Dr. Cabrera itu, sebenarnya, sedikit-banyak
sudah menjadi suatu rahasia umum. Daerah, di mana batu-batu terukir itu diketemukan,
sudah diketahui sampai pada jarak sejauh kira-kira satu kilometer. Letak daerah itu adalah
kira-kira 30 km di sebelah Barat Daya kota Ica, di dekat Ocucaje di sekitar sungai Ica.
Untuk sebagian besar, batu-batu itu dipendam dalam gua-gua besar atau dalam kuburankuburan.
Di Ocucaje sendiri, setiap keluarga petani mempunyai beberapa buah batu itu (“piedras”),
yang terukir sangat bagus. Pada waktu para petani itu pergi ke kota, maka yang lebih
pandai di antara mereka, membawa dan menjual batu-batu mereka kepada para pelancong
yang ber-uang.
Bagi yang kurang pintar, batu-batu itu dibiarkan tersebar dalam kandang-kandang ayam
atau di halaman rumah mereka. Demikian banyak jumlah batu itu! Dari generasi ke
genarasi, dari ayah ke anak, mereka semua mengetahui tempat batu-batu itu.
Kalau batunya cukup besar, dan kalau disainnya kelihatan baik dan cermat
pembuatannya, maka mereka menjualnya kepada Dr. Cabrera yang baik.
Benda-benda terukir itu (“garabados”) sebenarnya sudah diketahui, setidak-tidaknya sejak
abad ke 17. Batu-batu tidak lebih banyak menarik, perhatian daripada potongan-potongan
batu api atau periuk-belangga Paracas, yang banyak diketemukan di daerah itu. Nilai
kekayaan, yang tinggi, dari warisan pra-sejarah dalam bentuk batu-batu kota Ica itu, tidak
dipedulikan oleh orang-orang Peru.

0 komentar:

Posting Komentar