Pages

Apakah Christopher Columbus Telah Menggunakan Peta-peta Piri Rais?



Siapakah yang merencanakan peta-peta Piri Rais? Jawabannya mungkin dapat
diketemukan dalam ulasan, yang ditulis oleh Laksamana Turki itu, mengenai atlas
“Bahriye”.
Dalam suatu pertempuran di laut melawan Spanyol dalam tahun 1501, Rais telah
menangkap seorang pelaut Spanyol, yang membawa peta-peta yang jarang terdapat.
Ketika ditanyai, si pelaut itu menjelaskan, bahwa dokumen-dokumen itu digunakan oleh
Columbus pada waktu dia menemukan Amerika, dan bahwa dokumen itu berasal dari
“sebuah buku dari jaman Alexander Yang Agung”. Setelah membaca buku itu,
Christopher Columbus berangkat, dan menemukan kepulauan Antillen dengan
menggunakan kapal-kapal beserta awak kapalnya, yang telah dia peroleh dari Pemerintah
Spanyol.
Riwayat itu, yang pada umumnya sesuai dengan laporan-laporan resmi tentang adanya
seorang pelaut Spanyol bernama Alonso Sanchez de Huelva, yang memberi keterangan
kepada Columbus mengenai benua Amerika, yang telah dia ketemukan sendiri sebelum
Columbus telah diakui sendiri kebenarannya oleh Laksamana Piri Rais sebagai berikut:
“Untuk merencanakan peta ini, saya telah menggunakan sebagai bahan kira-kira sejumlah
20 buah peta kuno dan 8 buah ‘Mappa Mundis’, atau dalam bahasa Arabnya ‘Jaferiye’,
yang dibuat dalam jamannya Alexander Yang Agung, dan yang menggambarkan seluruh
daratan bumi yang berpenghuni”
Dengan demikian, maka peta-peta itu sebenarnya berasal dari jaman pra-sejarah, dan
merupakan petunjuk bagi perhubungan-laut antar benua, yang tentunya telah mencapai
tingkat perkembangan yang jauh lebih tinggi daripada dugaan umum.
Karenanya, maka atlas “Bahriye”, yang telah digunakan oleh Piri Rais sebagai bahan
dasar bagi pembuatan petanya, sebenarnya hanyalah merupakan turunan dari peta-peta
yang jauh lebih kuno lagi.
Bagaimanakah dapat terjadi, bahwa manusia telah membuat peta-peta seperti itu, pada
jaman ribuan tahun yang lalu? Seorang akhli membuat peta bangsa Amerika, yang
bernama Arlington Mallery, telah membuat suatu kesimpulan, yang mengejutkan, sebagai
berikut: “Peta-peta ini tidak akan mungkin dibuat dengan ketepatan yang demikian
cermat, tanpa adanya tuntutan hasil pengintaian dari udara! “.
Peta-peta Cakrawala, Yang Dipahat Pada Batu.
Kalau demikian, apakah mungkin orang-orang angkasa luar, yang membawa peta-peta itu
dan kemudian memberikannya kepada orang-orang bumi jaman kuno? Ataukah memang
nenek moyang kita sudah mempunyai pengetahuan tentang astronomi.... dan juga tentang
ilmu penerbangan?
Para akhli purbakala telah menemukan jejak tentang semangat dan nafsu, yang dirasakan
oleh manusia jaman pra-sejarah, untuk mempelajari cakrawala. Kita telah menemukan
ukir-ukiran peta cakrawala di La Filouziere, Vendia dan Britania. Lobang-lobang kecil,
yang dibuat pada batu-karang, melukiskan gambar susunan
bintang “Waluku” dan “Kartika”. Bekas-bekas gambaran atau ukiran lain terdapat di
Goutzi di Ukraine, di Canchal de Mahoma dan di Bri-de-las-Vinas di Spanyol. Beberapa
buah di antara yang sangat tua, berasal dari jaman 35.000 tahun sebelum Masehi.
Pengetahuan itu dibawa dan diteruskan oleh orang-orang Yunani kuno.
Pada waktu terjadi pembicaraan antara Solon dengan seorang Mesir, yang tua dan
bijaksana, si orang tua itu menceriterakan secara panjang lebar kepada Solon, sebuah
ceritera kuno tentang Phaethon, putera Helios (= Matahari) dan peri laut Climene.
Phaethon mendapat idzin dari ayahnya untuk mengendarai Kereta Perang Matahari
selama satu hari. Dia memegang tali-kekang kuda-kuda angkasa itu. Akan tetapi, karena
ketakutan melihat pemandangan susunan bintang “Bimasakti” di langit, maka dia
kehilangan pengamatan atas keretanya, yang menukik turun terlalu rendah dan membakar
gunung-gunung, kemudian meluncur ke atas lagi dan berada dalam bahaya bertubrukan
dengan susunan bintang-bintang. Pada saat itulah Zeus, yang takut kalau alam semesta
akan hancur, menghantamnya dengan halilintar.
Orang tua bijaksana dari Mesir itu memberikan arti kepada ceritera kuno itu sebagai
berikut: “Apa yang tadinya kenyataan, kini menjadi dongeng kuno. Akan tetapi ceritera
itu berarti, bahwa badan-badan cakrawala telah menyimpang dari perjalanan biasanya,
dan bahwa terjadi kebakaran-kebakaran besar di bumi, yang akan selalu terjadi lagi pada
waktu-waktu tertentu”.
Hal itu telah dibuktikan oleh ilmu-pengetahuan geologi dewasa ini: “Sebuah meteorit
yang sangat besar, yang jatuh di Arizona 50.000 tahun yang lalu, menimbulkan suatu
ledakan dahsyat, yang menyebabkan terbentuknya kawah Barringer dengan ukuran lebar
1.600 meter. Seperti itu juga, di Kanada, kawah Chubb, yang berukuran lebar 3.220
meter, ditimbulkan oleh suatu kecelakaan-bintang lain, yang terjadi 30.000 tahun yang
lalu”

0 komentar:

Posting Komentar