Pages

Kekutan/Tenaga, YangDikenal Dengan Nama kembar Mithra-Varuna



Sebuah dokumen Hindu kuno, “Agastya Samhita”, yang diambil dari perpustakaan
Pangeran Ujjain, menguraikan pembuatan baterei sebagai berikut: “Tempatkanlah sebuah
pelat tembaga yang sangat bersih dalam sebuah lodong dari tanah liat. Isilah kemudian
lodongnya dengan sulfat tembaga, dan selanjutnya dengan serbuk gergaji basah. Setelah
itu, tarohlah sehelai lembaran seng dicampur dengan air rasa di atas serbuknya untuk
menghindari proses mengutub. Sentuhannya akan menimbulkan suatu tenaga, yang
dikenal di bawah nama kembar Mithra-Varuna. Air, yang diseberangi oleh aliran itu, akan
pecah menjadi “Pranavayu dan Udanavayu”. Kalau seratus buah lodong demikian
dirangkai, maka rangkaian itu diduga dapat memberikan suatu sumber tenaga, yang
sangat aktif dan berguna”.
Arti yang tepat bagi “Mithra-Varuna” adalah “kathode-anode”, dan bagi “Pranavayu” dan
“Udanavayu” masing-masing adalah “oxigen” dan “hidrogen”.
Sebuah Lampu Abadi Memelihara Keadaan Waspada Atas Mayat Seorang Gadis
Romawi
Seorang sarjana Australia, Robbert Briggen, tetap berpendapat, bahwa orang-orang jaman
pra-sejarah mempunyai pengetahuan, yang lebih maju daripada ilmu pengetahuan
modern, karena mereka memiliki lampu-lampu abadi.
Dalam bulan April tahun 1485, mayat seorang gadis bangsawan dari jaman Romawi kuno
dikeluarkan dari tempat pekuburannya di “Appian Way”. Ketika para penyelidik
memasuki tempat pemakamannya, mereka terkejut menemukan sebuah lampu, yang
menyala sejak 1.500 tahun yang lalu.
Dengan cara bagaimanakah para nenek moyang kita itu telah membuat lampu-lampu
semacam itu? Misteri itu masih tetap merupakan misteri, akan tetapi sejumlah sarjana
masih tetap berusaha untuk memecahkan persoalan itu. Beberapa orang diantara mereka,
seperti Briggen, mengemukakan pendapat, bahwa tenaga yang digunakan untuk
bekerjanya lampu itu, mungkin sekali telah hilang dari muka bumi, akan tetapi tentu saja
tidak ada bukti untuk menguatkan teori-teorinya itu.
Suatu Jaman-atom Di Dalam Jaman-prasejarah.
Dari “listrik” ke “atom” hanya terdapat jarak sepanjang satu langkah, yang rupanya telah
dilalui oleh orang-orang jaman pra-sejarah itu tanpa mengalami kesulitan.
Dokumen yang paling tua, yang kita miliki, mengenai pengetahuan nenek moyang kita
tentang atom, yaitu “Emerald Table of Hermes” (“Meja Zamrud dari Hermes”), yang
menurut perhitungan seorang sarjana dari abad 18, Sigismond Bacstrom, telah berumur
kira-kira 4.500 tahun.
Kita tidak mengetahui, siapakah orangnya yang telah menghasilkan karya itu, yang
dimulai dengan kata-kata sebagai berikut: “Seperti keadaan di atas, demikian juga
keadaannya di bawah, dan apa yang ada di bawah adalah seperti apa yang ada di atas,
untuk kemudian menunjukkan suatu keajaiban dari adanya satu karya yang sama”.
Apakah arti kalimat, yang kelihatannya seperti ramalan itu? Kata-kata “seperti keadaan di
atas “, yaitu cakrawala dengan bintang-bintang dan galaksi-galaksinya, dinyatakan
semacam dengan apa yang ada di bawah, yang dimaksud sama dengan atom dengan
elektron-elektronnya, yang berputaran mengelilingi proton-proton. Penulis tanpa nama
dari “Emerald Table”itu, dengan demikian telah menekankan soal satunya alam-semesta
dan soal persatuan atom.
Dalam “Emerald Table” itu dia lebih lanjut menguraikan sebagai berikut: “Adanya semua
benda disebabkan oleh Yang Satu, karena itu maka segala sesuatu berasal dari Benda
Yang Satu itu. Pisahkanlah secara hati-hati dan cermat bumi dari apinya, yang halus dari
yang kasarnya. Benda itu naik dari bumi menuju ke langit, dan turun lagi ke bumi dan
karena itu, maka yang atas dan yang bawah bertambah besar kekuatannya. Itu adalah
merupakan kekuasaan, yang mempengaruhi semua kekuatan, yang akan menguasai segala
apa yang baik, dan akan menyebarkan segala apa yang kasar, sebab demikianlah
diciptakannya dunia”.
Dua gagasan pokokyang diketahui dengan baik oleh dunia modern_mengisi keseluruhan
tulisan itu, yaitu bahaya yang terkandung dalam pecahnya atom, yang terus menuju ke
bom “nuclear”, dan analisa mengenai sifat bergetar dari segala sesuatu.

0 komentar:

Posting Komentar