Pages

RAHASIA ILMU PENGETAHUAN TENTANG JAMAN PURBAKALA



Siapakah yang menjadi sumber ilmu pengetahuan pengobatan, astronomi dan teknik,
yang jejak-jejaknya demikian banyak kita ketemukan, ketika kita menyelidiki dan
mempelajari hasil kerja jaman prasejarah? Siapakah yang telah membangun pabrik di
Medzamor, di Armenia, kira-kira 5000 tahun yang lalu? Siapakah yang telah
merencanakan peta-peta Piri Reis, yang menunjukkan adanya suatu pengetahuan geografi
dunia yang luasnya sama dengan pengetahuan kita sekarang?
Para sarjana, secara resmi, tidak begitu memperhatikan persoalan-persoalan itu, yang
penyelidikannya masih banyak menghadapi rintangan. Para penyelidik bebas masingmasing
mengembangkan suatu teori, yang bersifat sangat pribadi, berdasarkan
penyelidikan-penyelidikan dengan tekun dan sabar.
Suatu Alfabet, Yang Berumur 15.000 Tahun?
Bukti di bidang argeologi, bahwa orang-orang purbakala telah menggunakan suatu alfabet
di jaman Neolitik (= Jaman Batu yang ke dua), diduga telah diketemukan di Perancis
pada permulaan abad ini. Pada tanggal 1 Maret 1924 Claude Fradin dan cucunya lakilaki,
Emile, sedang berjalan-jalan di luar kota di sekitar desa kecil Glozel, di dekat
Ferriere sur Sichon, di Allier. Tiba-tiba mereka melihat benda-benda aneh; mereka sangat
heran menemukan batu-batu bata, tanda-tanda peringatan terukir, dua bua alat pemotong,
dua buah kapak kecil dan dua buah kerikil datar yang masing-masing ada tulisannya.
Dan itu merupakan permulaannya. Dr. Morlet, yang bertempat tinggal di daerah itu, di
beritahu tentang penemuan yang misterius itu. Dia merupakan orang, yang selalu merasa
sangat tertarik pada keanehan, pada hal-hal yang belum, hal-hal yang luar biasa, dan dia
lanjutkan penggaliannya. Demikianlah dia kemudian dapat menggali lebih dari seratus
buah tanda peringatan, alat kerja dari batu kecil, barang-barang pecah belah dengan corak
yang belum pernah dijumpai dimana-pun, dan akhirnya kerikil-kerikil datar yang terukir.
Akhli-akhli yang sudah terkenal, seperti Camille Julian dan Salomon Reinach,
menyatakan, bahwa benda-benda yang telah diketemukan itu berasal dari jaman 15.000
tahun yang lalu. Pada benda-benda tertentu, beberapa orang sarjana melihat adanya
susunan-menurut-garis huruf-huruf yang menyerupai alfabet, seperti V W L H T I K O C
J X. Akan tetapi, tidak lama kemudian, penemuan di Glozel itu mendapat tantangan keras
dari para akhli dari Lembaga Internasional mengenai Antropologi, dan dari “Identite
judiciaire” Perancis. Mereka menyatakan bahwa semuanya itu merupakan penipuan, dan
menentukan, bahwa benda-benda galian itu tidak merupakan “benda antik”.
Terlepas dari tulisan, yang meragukan dan ditentang itu, orang-orang purbakala
nampaknya mempunyai suatu berbendaharaan-kata dan bacaan, yang jauh dari luas
daripada kepunyaan kita sekarang. Orang-orang Indian Amerika mempunyai nama yang
berlainan untuk tanaman yang sama, atau pohon yang sama, menurut musimnya,
sedangkan kita sekarang menyatakan perobahan sebatang pohon yang sama dimusim
rontok dan musim semi, cukup dengan menggunakan daka sifat didepan nama pohon itu.
Bacaan yang tidak tertulis
Penemuan berguna dari alfabet, dan yang menyusulnya, yaitu bacaan, merupakan langkah
pasti menuju keperadaban. Orang-orang Sumeria dan Mesir, yang jelas telah
mengembaangkan tata cara mereka menulis pada jaman 4000 tahun sebelum Masehi,
maju dengan pesatnya setelah pengembangan itu.
Anggapan demikian itu, rupa-rupanya tidak berlaku sama sekali bagi peradapan Bangsa
Inca. Dalam kenyataanya, orang-orang Inca, yang benar-benar melaksanakan separuh
jumlah macam tumbuh-tumbuhan yang kita kenal dan yang telah membangung jalanjalan
besar yang terpanjang di dunia, tidak mempunyai tata cara menulis.
Mengapakah bisa ada keadaan, bahwa kebodohan, yang tidak masuk akal itu, terdapat
pada Bangsa yang berkembang demikian pesat?, keadaan itu kelihatannya disebabkan,
karena mereka, berdasarkan ketakhyulan mereka, mempunyai rasa takut terhadap tulisan.
Sebuah cerita kuno bangsa Inca mengatakan, bahwa, setelah terjadinya bencana wabah
yang membinasakan, sebuah Sabda Dewa melarang digunakannya tulisan, diserta
ancaman hukuman siksa yang mengerikan.
Untuk mengatasi persoalan tidak adanya alfabet, maka orang-orang Inca kemudian
menggunakan tali “Quipu” dengan banyak mata ikatan yang berwarna-warni, dan dengan
jarak yang berbeda-beda antara mata ikatan yang satu dengan yang lainnya. Karen adanya
cara dan alat yang aneh itu, maka mereka mempunya bacaan....... tanpa mempunya
tulisan.

0 komentar:

Posting Komentar